Tawuran, sering terjadi di antara
pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, STM, tapi juga sudah melanda
sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang
wajar pada remaja, karena bagi para ABG tawuran adalah salah satu cara untuk
mengekspresikan diri.
Kebanyakan tawuran diakibatkan
karena permusuhan antar sekolah yang sudah sejak lama terjadi, masalah sepele
seperti ledek-ledekan, dan karena niatan dari para pelajarnya sendiri seperti
menunggu musuh setelah pulang sekolah atau sengaja membolos.
Tawuran yang paling ditunggu-tunggu
oleh pelajar adalah ketika mereka merayakan ulang tahun, pada saat merayakan
ulang tahun para pelajar sengaja mencari musuh untuk diajak tawuran “dibantai”.
Bagi para pelajar tawuran adalah cara paling ampuh untuk membuktikan serta
mengangkat derajat “harga diri” pelaku tawuran serta sekolahnya bahwa merekalah
yang harus ditakuti diantara sekolah serta pelajar yang lain.
DAMPAK
PERKELAHIAN PELAJAR
1. Pelajar bisa mengalami cedera biasa,
cidera permanen atau bahkan tewas.
2. Rusaknya fasilitas umum seperti bus,
halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi dan kendaraan.
3. Terganggunya proses belajar di
sekolah.
4. Mungkin adalah yang paling
dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap
toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.
PANDANGAN UMUM TERHADAP PENYEBAB PERKELAHIAN PELAJAR
Sering
dituduhkan, pelajar yang berkelahi berasal dari sekolah kejuruan, berasal dari
keluarga dengan ekonomi yang lemah. Begitu juga dari tingkat ekonominya, yang
menunjukkan ada sebagian pelajar yang sering berkelahi berasal dari keluarga
mampu secara ekonomi. Tuduhan lain juga sering dialamatkan ke sekolah yang
dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada
keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah.
Padahal penyebab perkelahian pelajar tidaklah
sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks,
meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam
arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya
seperti angkutan umum dan tata kota.
CARA MENGATASI TAWURAN
1. Pesantren kilat.
2. Mengikuti EKSKUL.
3.Mengikuti organisasi-organisasi yang
terdapat di sekolahan.
4. Komunikasi antar sekolah contohnya “PORSENI”.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
http://kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/artikel/258-tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-pendidikan.html